TANGAN-tangan mungil anak-anak dari 12 taman kanak-kanak di Kota Bandung tekun menyapukan kuas ke payung Tasik yang menjadi media kreasi bebas. Tiap anak mendapat satu payung Tasik berukuran mini yang masih polos untuk dihias dalam lomba menghias payung tasik yang diadakan TK Avicena di Jalan Cikutra III No 19, Bandung, Minggu (10/5).
Payung yang terbuat dari kertas dengan rangka dan batang dari kayu dan bambu ini biasa disebut payung geulis.
Dengan semangat tinggi, anak-anak ini melukis payung dengan gambar bunga menggunakan beraneka warna. Cat air yang mengotori tangan mereka tidak membuat bocah-bocah yang masih polos itu terganggu.
Lokasi lomba di tempat biasa siswa TK Avicena bermain membuat anak-anak merasa nyaman, bahkan mereka merasa sedang bermain, bukan berlomba. Dalam satu jam, para peserta menyelesaikan pekerjaan mereka menghias payung.
"Dengan mengikuti lomba ini, mereka diharapkan mengetahui ada juga payung tradisional dari kertas, yang dulu sering dipakai oleh eneng-eneng (gadis Sunda)," kata Ketua Pelaksana Lomba Menghias Payung Tasik sekaligus Kepala Sekolah TK Avicena Nia Komala Minggu (10/5).
Menurut Nia, tujuan dari lomba ini adalah untuk menggali potensi anak-anak TK di Kota Bandung sekaligus memperkenalkan kebudayaan Sunda lebih dini. Lomba tersebut diikuti oleh 20 siswa yang sudah diseleksi dari 150 siswa.
Andriani (37), orang tua peserta, mengatakan, anaknya senang sekali ikut lomba ini. ''Anak saya suka mewarnai, tapi sayang saya tidak boleh ikut melihat dia mewarnai payungnya," ujarnya.
Salah satu peserta, Yuti Syarah (6), siswa tingkat B dari TK Al-Irsad, memilih menggambar jeruk untuk menghias payungnya karena dia mengaku senang dengan buah jeruk. (yatni setianingsih)
Sumber : Tribun Jabar
No comments:
Post a Comment